Pages

Monday, April 11, 2011

Gadis Kecil dan Mama

Cinta untukmu bukanlah seperti cinta pada orang lain. Cinta untukmu itu berarti mencintai dalam diam dan bukan dengan kata. Cinta untukmu itu berarti berbentuk tindakan. Cinta untukmu itu akan selalu berbentuk cinta dari anak kecil. Sederhana. Sesederhana Kau mengekspresikan segalanya. Sesederhana aku membuktikannya.

Sebenarnya aku tak ingin melawan kodrat. Melawan kodrat untuk menjadi wanita sepenuhnya seperti dirimu. Aku pun ingin mencurahkan cinta yang sama seperti caramu melakukannya. Tapi menjalani kodrat berarti terlepas separuh darimu. Menjalani kodrat berarti mengurangi waktu denganmu. Ada rasa tak mampu menjalani kodrat seiring dengan berdetaknya waktu. Ada dorongan kuat untuk tak terlepas darimu sama sekali. Tak ingin melawan kodrat, namun seperti tak rela melepas posisiku saat ini. Posisi yang selalu terlihat mampu melindungi, seperti tempat melepaskan lelah dunia.

Kau selalu berlawanan dengan papa. Kau mampu melihatku sebagai wanita dewasa bahkan ketika aku masih menunjukkan sikap kanak-kanak ku. Kau percaya dengan segala pilihanku. Apapun kepercayaanku, kau akan percaya bahwa itu baik. Kau adalah pendukung nomer satu untuk setiap jalan yang kutempuh. Kau yang pertama sadar bahwa aku telah mendekati tahap untuk menjalani hidup sepertimu. Dan kau memiliki penerimaan yang baik untuk hal itu. Seperti telah menyiapkan diri menghadapinya. Masih ingat bagaimana ketika satu orang dokter memvonismu menderita tumor? Dan bukannya mengkhawatirkan dirimu, kau justru takut akan tak memiliki kesempatan untuk melihat anak-anakmu lulus dan menikah. Benar saat itu aku ingin marah, tapi bagaimana bisa aku marah dengan orang yang memiliki cinta berlebih untukku?

Terkadang ada rasa marah terlintas ketika kau menyembunyikan keadaan bahwa kau sakit dan beberapa kali terpaksa menginap di rumah dengan bau obat-obatan menyengat itu. Sebab kau tak mengatakan hanya karena kau tahu banyak tugas menumpuk yang berteriak memintaku menyesaikannya, dan kau takut pikiran ku akan terkuras jika tahu kau sakit. Bagaimana bisa kau justru lebih memikirkan tugasku? Saat itu merasa sangat tak berguna hidup disampingmu selama ini. Seperti tak ada yang mampu kulakukan.

Benar-benar seperti tak rela meninggalkan posisi ini. Haruskah siklus hidup berjalan seperti ini? Kau mencurahkan segala cinta untukku, dan aku justru harus separuh meninggalkanmu untuk membagikan cinta pada yang lain? Haruskah siklus hidup berjalan seperti ini? Ketika pengabdianmu tertanam padaku tapi aku justru akan mengabdi kepada yang lain?

Aku butuh keyakinan, Ma. Keyakinan bahwa kau akan lebih bahagia jika aku menjalani kodratku. Keyakinan bahwa takkan ada yang berubah dalam cintamu atau cintaku. Keyakinan bahwa abdiku padamu akan mampu kulakukan  meski aku menjalani kehidupan baru. Sungguh aku tak ingin melawan kodrat. Yakinkan aku bahwa kau akan bahagia melihatku menjalani kodrat. Jadilah penguatku. Seperti yang selama ini kau lakukan.

Salam cinta untukmu, Mama.
Sehatlah selalu.

0 comments:

Post a Comment