Pages

Tuesday, February 26, 2013

Perihal Menemukanmu (Kembali)

source: http://www.123rf.com/

Perihal cinta yang bukan lagi sekedar urusan cinta. Perihal ikatan yang tidak cukup hanya berlandas rasa.

Cermin dihadapanku memantulkan bayangan pria dengan kaos lusuh rumahan, garis-garis keriput yang mulai terlihat jelas tanpa aku harus mendekatkan wajahku ke arah cermin dan helai-helai rambut yang kian memutih. Hidupku sudah panjang. Aku mulai mencarimu di sudut rumah yang seringkali kau gunakan selepas kau berkutat dengan alat-alat dapurmu, taman belakang rumah kita. Aku tidak menghampirimu. Aku hanya duduk di ruang keluarga kita yang hanya berbatas kaca denganmu. Sebab hari ini aku menyadari satu hal. Perihal aku yang menemukanmu kembali.

Kamu hanya mengenakan daster, dengan rambut dijepit yang juga mulai memutih.Berlaku selayaknya seorang psikolog yang setia mendengarkan kliennya, sebab anak gadis kita tengah bercerita entah tentang apa. Aku tak terlalu bisa mendengarkannya dengan jelas. Yang aku tahu, hidupmu sudah panjang. Tak lama anak lelaki kita pun menyatu dengan kalian. Dan keadaan menjadi penuh candaan renyah dari masing-masing kalian. Aku menemukanmu kembali.

Ikatan kita telah mencapai angka 20. Ikatan yang tidak cukup hanya berlandas rasa. Ya. 20 tahun. Dalam 20 tahun, aku pernah mencintaimu mati-matian. Jungkir balik. Dalam 20 tahun pula, aku pernah kehilanganmu. Kehilangan rasa padamu. Dan mati-matian berusaha mencintaimu kembali. 

Barangkali kamu tak pernah tahu rasanya. Rasa bersalah sebab terlalu teledor hingga kamu hilang dari rasaku. Barangkali kamu tak pernah tahu rasanya. Rasa berusaha menemukanmu kembali selama bertahun-tahun. Entah dengan cara apapun itu. Barangkali kamu pun tak pernah tahu rasa frustasi yang menghampiri karena hanya mampu menghargaimu selama beberapa tahun terakhir. Aku sempat sangat ingin mencintaimu dengan rasa yang sama besarnya dengan saat dimana awal ikatan kita bermula. Saat awal desir kalimat yang kuucapkan di hadapan banyak orang menjadi penanda bahwa kita satu.

Aku pernah mencintaimu mati-matian. Pernah mati-matian berusaha mencintaimu kembali. Dan kemudian, berhasil menemukanmu kembali dengan posisi yang pantas dalam hati. Berhasil menemukan aku kembali. Aku yang menjatuhkan rasa tepat dihadapanmu. Berhasil tertawa melihat tingkah-tingkah kecilmu. 

Telah beribu kanvas yang terpaku pada dinding-dinding kehidupan kita. Ikatan kita barangkali memang tidak hanya perihal rasa. Seharusnya sudah kupahami sejak awal.

Untuk 20 tahun ini, terimakasih telah membuatku menemukanmu kembali. Terimakasih telah menungguku kembali. Terimakasih telah bersama-sama menemukanku kembali.