Pages

Monday, December 25, 2017

Pada Akhir Hari

Ketika senja dimakan laut, tenggelamkan tubuhmu dalam peluk kecilku. Utuh. Agar luruh separuh lelah.


Source: https://drawinglics.com/s/couples-hugging-drawing-tumblr.py

Sejak tetes embun menyentuh daun, pintu hari ini terbuka dan memaksa makhluk bumi bergerak melewati. Kau, aku, mereka, serupa ternak digiring lepas dari kandang. Seiring terbuka mata yang menghapus mimpi semalam, ada bahu yang harus tegap melawan desir angin. Ada kaki yang harus melangkah meski terseok. Ada kepala yang harus lantang menatap ke depan. Demi jalannya sebuah hari.

Punggungmu menyamar, menjauh dari pandangan. Suara langkahmu terkubur ramai pagi. Entah akan seperti apa hari ini untukmu. Entah akan seperti apa hari ini untukku. Kita akan melewati banyak hal. 

Satu hari matahari mungkin akan tak tahu malu menyilaukanmu. Teriakan bahagia sekelompok anak kecil yang bermain menyertai suara langkahmu. Denting piano pianis melagu mengalir bersama desah napasmu. Dan harimu berwarna.

Satu hari matahari dan  air langit mungkin ingin berjumpa hingga rintik hujan jatuh bersama sinar matahari yang malu-malu mengintip dibalik putih awan. Tawa bahagia sekelompok anak kecil yang bermain dibungkam teriakan ibu yang meminta pulang. Denting piano pianis melagu meski tertatih mengeja nada. Dan harimu baik-baik saja.

Hari ini, matahari enggan muncul, sedang air langit mungkin rindu bumi, menjatuhkan dirinya pada tiap jengkal tanah dan membasahimu. Tangisan sendu anak kecil mengiris telingamu. Denting piano pianis tak terdengar dari arah manapun. Dan harimu menjadi abu.

Tapi, selalu bersiaplah untuk pulang.

Hari menggelap, lampu jalan mulai menyala. Bayang tubuhmu menjelas mendekati. Pada tubuhmu, aku menangkap tanda bekas percikan air jalan dicelanamu. Aku mendengar tangis yang berusaha kau telan seharian. Aku merasakan gigil kedinginan yang coba kau tahan. 

Pada akhir hari ini, tenggelamlah dalam peluk kecilku. Menangislah pada rengkuhku. Sebagai kompensasi perjalananmu yang melelahkan. 

Selalu bersiaplah pulang, padaku. 
Sampai habis tinta Tuhan menulis skenario kita.