Pages

Thursday, November 5, 2015

Pramadhani Reihan Tuasikal

Selamat malam, gadis tangguh.

Aku bertanya-tanya, keadaan seperti apa yang akan membuatku kembali pada blog yang mungkin sudah berganti penghuni menjadi laba-laba. Atau bahkan tarantula. Ternyata keadaan seperti ini. Saat ini. Pada hari disaat dering telepon dini hari menjadi momok yang menakutkan. Yang ingin tidak aku acuhkan tapi tetap tidak bisa ditolak. Hari disaat namamu berhamburan dimana-mana. Segala doa dikirimkan dengan berbagai macam cara yang kilat. Manusia sosial media menjelma kamu. Semua. Kemudian, memori terbaik tentangmu dipanggil kembali oleh para pemiliknya. Memori yang barangkali sudah banyak terkubur dibalik kertas-kertas lusuh kehidupan. Ah. Jadi begini rasanya diingatkan tentang kamu.

Bona, aku banyak melakukan kesalahan. Hari ini. Sungguh. Jadi aku rasa sudah seharusnya aku meminta maaf terlebih dulu. Jurus-jurus tangguhku yang kamu agung-agungkan itu tidak berlaku hari ini. Mereka lari. Pergi. Tanpa ijin. Jurus yang selalu tenang atau paling tidak terlihat tenang itu hilang. Terbang. Jurus selalu baik-baik saja atau paling tidak terlihat baik-baik sajapun tiba-tiba sembunyi. Mungkin mereka sibuk mengantar dan menjagamu supaya kamu tetap baik-baik saja. Semoga saja begitu.
Maaf ternyata aku tidak setangguh ekspektasimu. 

Ah. Sudahlah. Surat ini seharusnya membuatmu bahagia saat membacanya, bukan? Sama seperti aku yang dulu bahagia membaca suratmu. Jadi, terimakasih Bona sudah menjadi adik tangguh yang tidak merepotkan kakak-kakakmu yang memang ratu repot ini. Terimakasih sudah menjadi adik kuat yang bahkan melepasmu pergi ke kota yang kejam itu tidak membuat kami khawatir. Karena kami tahu, kamu jauh lebih kuat untuk melawan kota kejam itu. Terimakasih sudah membuat kami selalu merasa kamu baik-baik saja bahkan disaat kamu harus berjuang untuk tetap baik-baik saja pada sakit yang tidak kenal ampun itu. Meski sebenarnya aku lebih senang mendengar kamu merengek sejadi-jadinya.

Maaf tidak sempat membiarkan kamarku diacak-acak olehmu dan tidak sempat menyanyi lagu-lagu pilihan idiot dengan tampang polos. Maaf tidak sempat membawamu keliling jogja setelah kamu sembuh.  Tapi malam ini, aku keliling Jogja. Sekedar untuk merasa utangku terlunasi. Semoga kamu tahu. Baik-baik di "rumah" ya. Bermainlah. Bersenang-senanglah. Sebab Allah SWT sangat dekat denganmu. Amin. Sekali lagi, terimakasih karena membiarkan memoriku hanya mengingat kamu yang sehat. Kamu yang bahagia. Kamu yang tangguh. 

Di waktu lain nanti, kalau kita diijinkan bertemu kembali semoga akan ada lebih banyak waktu bersama. Lebih banyak cerita yang dikisahkan. Lebih banyak teori yang diperdebatkan. Lebih banyak hal idiot menyenangkan yang dilakukan.
Jogja hujan, sayang. Semoga suratku tidak luntur sebelum sampai padamu. Atau sobek sebelum terbaca olehmu. 

"Tangguh itu bersikeras kamu genggam dalam perjalananmu pulang. Sampai akhir."



Pramadhani Reihan Tuasikal
18 Februari 1992 - 04 November 2015

5 comments:

Unknown said...

Yah netes (lagi)

Unknown said...

Yah netes (lagi)

Ikram tahir said...

Yah netes (lagi)

Unknown said...

Selamat jalan Bona, semoga mendapatkan tempat yang nyaman disisiNya. Amin :'(

Novia Irianti said...

terimakasih doanya.

Post a Comment