Dari sekian banyak teman wanita yang pernah aku kenal, kamu lah yang entah aku tak tau atau memang kamu sulit ditebak.
Sudah ku temui wanita dengan berbagai latar dan seluk beluk, tapi kamu memang berbeda. Aku tak tau, ntah aku yang memang kurang tajam dalam penglihatan, atau
memang dirimu yang sengaja menjadi samar, agar semua tetap pada keadaan
seperti biasanya.
Aku tau, di dalam dirimu sebenarnya mengalir berliter-liter air kehidupan
yang suatu saat nanti akan kamu berikan semuanya kepada orang yang
tepat. Ntah, suatu waktu itu pasti akan datang. Kamu, tenang dalam pikiran dan perbuatan. Bagaikan air, yang tak pernah
bisa ditebak kemana arusnya. Dari hilir ke hulu atau sebaliknya. Padahal
semua tau, air selalu mengalir dari yng tinggi ke tempat rendah. Tapi
bukan itu, bukan itu yang aku tuliskan disini. Melainkan arus, arus
airmu. Arus kehidupanmu, kemana akan kau muarakan? Ke lautan luas, atau
hanya ke sebidang petak tanah sawah, kecil memang, tp mungkin sangat
berarti untuk kelangsungan hidup seseorang.
Hadirmu yang melepaskan dahaga, menyejukkan, dan kadang berbahaya jika dalam jumlah besar, sepeti banjir bandang.
Tetaplah seperti air, sejuk dalam sentuhan, hangat dalam seduhan kopi, dan penghilang lelah ketika mandi. Bermuaralah kemana pun kamu mau, karna engkau air. Yang bebas mengalir kemana saja.
Written by: Hendrik Nova Adiyatma
***
Tulisan dari seorang teman tentang saya (kipiknya). Sekarang saya tahu kenapa laki-laki ini disebut Raja Kipik oleh adek bontot saya.
Berhujanlah kata-kata, kawan. Sebab lewat mereka, kamu tahu hakikat kemerdekaan yang sebenarnya.