Pages

Wednesday, September 14, 2011

BATAS

Batas itu samar. Tipis. Dan hampir transparan. Batas antara ruang, ruang benar dan salah. Batas antar dua dunia, dunia waras dan tidak waras. Kau mungkin takkan pernah tahu bahwa dua hal yang jauh berbeda bisa saja tertukar atau mungkin sulit untuk kau bedakan. Ketika kau selalu berusaha mencari pembenaran dari kesalahan. Atau ketika segala hal yang benar mampu kau putar menjadi salah. Ketika hidup dalam ketidakwarasan ternyata menjadi mudah dan hidup dalam kewarasan menjadi hal yang menyiksa. Kau takkan pernah tahu.


Kenapa tidak batas itu setegas dinding? Hingga aku tak perlu meraba untuk memahami keberadaannya. Kenapa tidak batas itu sejelas fisik? Hingga aku mampu membedakan dengan pasti. Kenapa harus batas itu sehalus selaput? Mengecoh langkah kemudian menipu pandangan.


Dunia ini tidak waras dan sudah seharusnya aku berbalik. Tapi hidup dalam ketidakwarasan ternyata menjadi lebih mudah. Tak perlu rasionalisasi. Tak ada menganalisis. Dan yang terpenting, tak perlu memikirkan orang lain. Hanya aku. Cukup. Ruang ini salah dan sudah seharusnya aku keluar. Tak urung keluar, aku justru mencari pembenaran untuk tetap berada disini.


Kau takkan pernah tahu hati terkadang mengaburkan realita, memperjelas mimpi, dan mampu tetap bertahan hidup seperti itu. Kau takkan pernah tahu aku tak memahami apapun lagi untuk tetap mencinta.

0 comments:

Post a Comment