Pages

Tuesday, December 28, 2010

Aku, Hidup, Waktu

-Aku dan Hidup-

"Hidup, kau terlalu rumit. Tak bisakah kau sedikit lunak pada ku? Aku lelah berdampingan dengan mu."
"Bukan aku yang membuatnya rumit. Tapi kau. Kau yang semakin hebat, dan sepantasnya kau berada di level ini."
"Aku terpaksa! Bagaimana bisa aku hidup kalau aku tetap berada dalam kerumitan mu?! Aku harus lepas, aku terpaksa menyelesaikan. Dan sekarang aku menjadi lunglai."
"Dan itulah alasan mengapa aku menjadi rumit. Kau lulus, kau lunglai, tapi setelah ini kau akan lebih hebat. Dan tak mungkin aku membiarkanmu berada di level yang tidak sepantasnya."

-Aku dan Waktu-

"Waktu, hidup tak bersedia melunakkan dirinya untukku. Bisakah kau yang melakukannya? Jangan cepat berlalu, lebih lambatlah sedikit. Agar aku bisa menyelesaikan semua."
"Kau gila?! Aku yang membantu mu menyelesaikan semua urusan mu. Aku yang setia mendampingimu. Dan kecepatan ku tidak akan ku kurangi. Karena itulah kesepakatannya. Kau akan hebat jika aku tetap berada di kecepatan ini."
"Bagaimana bisa?! Berdampingan dengan mu membuat ku sesak nafas. Kau terlalu cepat dan aku harus menjinakkan semua hal yang kau dan aku temui. Aku bukan pelari maraton, tapi kau memaksa ku berlari."
"Aku ada bukan untuk membuat mu sesak nafas, atau bahkan menjadi pelari maraton. Aku ada agar kau menghargai segalanya. Menghargai kesempatan, menghargai kemenangan, menghargai kenangan, dan menghargai hidup."











-via vhii-

0 comments:

Post a Comment