Pages

Sunday, February 27, 2011

Aku Hadir, Meski Tak Ada

Jangan pernah tanyakan keberadaan ku. Aku memang tak pernah ada. Aku hanya selalu hadir. Meski pada akhirnya mencoba untuk selalu bersembunyi. Bersembunyi darimu, duniamu dan hidupmu. Hingga aku meyakini, kau takkan pernah tau bahwa aku selalu hadir, meski memang tak pernah ada.

Pahamilah. Pahamilah bahwa aku sedang mengakhiri tanpa pernah mencoba untuk memulai. Aku mengakhiri aku, sebelum mencoba memulai menjadi kita. Kita memang tak memiliki awal. Takkan pernah. Dan aku sadar sepenuhnya untuk itu. Kau telah memulai awalmu lebih dulu. Kau telah mengambil beberapa langkah pasti meninggalkan awalmu. Sedang aku? Aku bahkan belum sampai pada lokasi awal lintasanmu.

Jangan berpaling. Jangan kembali. Jangan mencari keberadaanku. Jangan biarkan aku menggantungkan harapan didepan mata. Karena aku tau pasti, ketika semua hal itu terjadi maka aku takkan memiliki kekuatan untuk tidak bergegas berlari menuju lintasanmu. Menuju awalmu. Jangan ulurkan tanganmu. Karena aku takkan memiliki kemampuan untuk menolak genggamanmu.

Tetaplah pada posisi mu. Silahkan berlari, berjalan atau beristirahat sejenak asal kau tetap pada posisimu. Posisi tanpa aku. Tetapkan pandangan pada tujuanmu. Tujuanmu yang jelas-jelas bukan aku. Lalu aku akan menjadi salah satu penonton. Bersembunyi dibalik beberapa penonton lain. Memberi semangat ditengah teriakan penonton yang memberi mu semangat.

Takdir memang seperti ini. Aku hanya ditakdirkan untuk hadir, dan bukan ada. Takdir memang seperti ini. Mengharuskan kau ada dalam lintasan, sedang aku hanya cukup duduk pada tribun hidupmu.

0 comments:

Post a Comment