Pages

Sunday, April 10, 2011

Lelah

Memang kita yang lelah. Lelah menjejakkan tapak kaki pada jalan yang seperti tak memiliki ujung. Lelah memandang sepanjang pemandangan yang tak habis ditelan pandangan. Lelah mendengar suara-suara yang selalu bergantian. Lelah berucap tanya akan kemana setelah ini. Lelah merasakan buaian lembut dingin atau sentuhan kesadaran panas yang bergilir mendatangi. Lelah memvisualisasikan masa depan dalam pikiran.

Memang kita yang lelah. Kamu. Aku. Tapi setidaknya tetaplah ada. Ada dalam genggaman atau menggenggam. Hingga tetap menguatkan ketika tapak kaki kelelahan. Hingga tetap menerangi ketika memandang kegelapan. Hingga tetap menenangkan ketika bising mendera. Hingga tetap menjadi jawaban untuk segala pertanyaan yang tumbuh perlahan. Hingga tetap menghangatkan ketika dingin menyapa atau menyejukkan ketika panas menghampiri.

Memang kita yang lelah. Takdir tak pernah bersedia membagi teka-tekinya. Masa depan tak lelah menyimpan rahasia misterinya.  Tapi tetaplah dalam genggaman, menjadi penahan agar kita tak terjatuh ketika melangkahkan kaki pada arah kita. Pun jika tetap terjatuh, dapat menjadi pegangan untuk bangkit. Biarkan tetap menggenggam. Untuk saling menguatkan.

Suatu saat, kita akan berhenti. Pada satu tempat yang pantas. Pada masa yang seharusnya. Kita akan berhenti pada takdir yang telah dituliskan. Maka, tetaplah berjalan dalam genggaman. Untuk banyak hal yang harus diperjuangkan.

0 comments:

Post a Comment