Pages

Saturday, April 23, 2011

Yang Tertinggal dan Membekas

"Tinggalkan saja jika memang harus. Jika memang tak mampu. Namun jangan tinggalkan jejak. Karena aku tak bersedia diingatkan dengan semua hal tentangmu."

3 bulan berlalu. Kau memang benar-benar telah meninggalkan. Klise alasanmu, karena tak ada lagi kecocokan antar kita. Sampai sekarang aku masih ingin menertawakan alasanmu. Karena itu bukan hal yang pantas dijadikan alasan. Ada banyak hal yang bisa disebut sebagai ketidakcocokan kita. Namun nyatanya kita mampu bertahan hampir 3 tahun lamanya dengan macam-macam ketidakcocokan itu. Sampai akhirnya 3 bulan lalu kau menyerah. Kurasa karena kau menemukan yang kau rasa lebih mudah kau temui kecocokannya pada dirimu hingga akhirnya kau merasa tak terlalu merugi jika harus melepaskan kisah 3 tahun kita. Aku tak mungkin menahan laju hati. Kau mengakhiri sedang aku meratapi.

Kau memenuhi inginku. Kau memang benar berusaha menghapus jejak. Jejak foto kita, jejak kisah yang kau tulis, jejak benda yang kau berikan dan jejak-jejak lain yang ada. Ada yang hanya kau hapus, namun ada juga yang kau hancurkan. Dengan begitu kukira akan lebih mudah menghilangkanmu. Setelah jejak terhapus, seharusnya memang sudah tak ada lagi ragamu yang terlihat. Apalagi yang mampu diingat ketika jejak sudah tak ada. Namun, ada yang terlupakan. Ada yang masih tertinggal. Kenangan. Kau lupa membawa pergi kenangan bersamamu dulu. Kau tinggalkan begitu saja dalam memori. Berserakan menyebar pada setiap sudut. Jangankan dibawa, kau sentuhpun tidak.

Hujan hari ini, aku melihatnya dari jendela kamar. Melihat air-air jatuh pasrah pada tanah. Beberapa menjatuhkan diri pada kaca jendelaku. Hujan hari ini, lagi-lagi memenjarakan kebersamaan, menajamkan kesendirian. Namun, ada yang merasa ditemani. Ada yang merasa senang dengan hadirnya hujan. Airmata. Menjadi merasa bukan satu-satu nya air yang pasrah dijatuhkan ke bumi. Merasa bukan satu-satunya yg mengalir. Benar, aku terkulai tanpa daya. Kenanganmu yang tertinggal menjadi jejak yang dalam membekas. 

0 comments:

Post a Comment